"Hei Ji, .. anta buka sampe saur?", ... seru shohib imajiner ana Abu Nawas ketika kebetulan lewat di depan
Kantin Rasamala Cyberzone (KRC) sore-sore ba'da ashar. Sambil beres-beres ana menjawab singkat, "anta mau nemenin ana begadang?". Dengan gayanya yang khas, si Abu Nawas menjawab, "hehehe... di jawab belon, udah nanya balik, ... sejak kapan tukang nasi ketularan penyakit orang gedean?". Tuh khan, ... dia balik bertanya lagi, ... kita jangan terkecoh sama si Abu Nawas ini, dibalik penampilannya yang nampak lugu dan bersahaja, sesungguhnya dia amat peka dengan apa yang terjadi disekelilingnya. "hahaha ... belajar dikit-dikit lah", sahut saya seraya menghampirinya untuk berjabatan tangan dengan berpelukan seperti kebiasaan kami lakukan bila bertemu.
Setelah saling menanyakan keadaan, sayapun melanjutkan tegur-sapa tadi, ... "ana semalam dengerin diskusi bos-bos yang ngobrol disini (KRC) soal
krisis ekonomi global, yang katanya gara-garanya orang-orang Amrik, dan yang jadi korban kebanyakan orang-orang Eropa, ... koq bisa ya. Padahal khan mereka shohib?", saya mulai membuka obrolan dengan si Abu Nawas. "Wah, .... itu sih ceritanya panjang, ... eng'ga bisa kalau kita ngebahasnya sepotong-sepotong. Nanti malam aja deh, .. setelah urusan kita beres semua, baru enak kita ngobrolnya", sela Abu Nawas. Kamipun berpisah, dan janjian malam nanti setelah taraweh dan urusan dirumahnya beres, si Abu Nawas mau datang ke KRC.
Lewat tengah malam Abu Nawas pun muncul di KRC, dan ia langsung duduk ditempat biasa yang sering ia duduki dengan bersandar sambil menjulurkan kakinya dengan santai. Dihadapannya sudah tersedia secangkir kopi dan teh manis ditemani dengan panganan kecil, .. tentu saja tidak lupa rokok kegemarannya juga telah tersedia. Setelah bersenda-gurau sebentar, Abu Nawas mulai membuka pertanyaanya, "Anta tadi sore nanya kenapa ada
krisis ekonomi global ya ?", ... "iya benar" sahut saya.
"karena anta nyinggung soal ekonomi global, ada baiknya kita mulai dulu dari yang namanya sistem ekonomi yang dianut disana (western), ... kebeneran ana ngumpulin berita-berita dari beberapa sumber, ... tadinya maksud ana ngumpulin berita-berita ini buat asal tau saja, .. tapi koq lama-lama ana perhatikan imbas krisisnya ini kemana-mana", Abu Nawas mulai membuka obrolannya. "Trus kenapa Eropa uring-uringan sama Amrik soal ini?, gitu khan maksud anta nanya ke ana tadi sore?", lanjut Abu Nawas. "iya ... benar", sahut saya.
"Nah kita mulai nengok ke Sistem ekonomi 'Kapitalis' yang dianut oleh dihampir semua negara Barat dulu aja ya, kebetulan ana bawa catetannya nih, ... katanya, sistem ekonomi ini disusun berdasarkan pandangan hidup sekuler (seperation of church and state), yg melahirkan faham 'liberal', .. dimana manusia berhak hidup bebas tanpa perlu tunduk oleh ketentuan agama, maupun aspek politik, sosial, ekonomi, dll. Jadi, ... kebebasan dalam konteks ekonomi ini bertumpu kepada dijaminnya kebebasan dalam kepemilikan individu, sbb;
* Capitalism is an economic system in which wealth, and the means of producing wealth, are privately owned and controlled rather than state owned and controlled (Arleen J. Hoag, John H. Hoag. Introductory Economics. World Scientific, 2006. pp 43-44).
Menurut Kapitalisme, ... "
kebebasan dalam kepemilikan individu adalah sebuah keniscayaan". Memang Kapitalisme mengakui kepemilikan umum yang biasanya identik dengan kepemililikan negara, namun itu minim sekali. Oleh karenanya, privatisasi dan cabut subsidi-seperti yang dirasakan di Indonesia sekarang ini, itu kayaknya sudah jadi kiblatnya ekonomi yang wajib di-ikuti.
Sebagai sebuah ideologi (Arab : mabda’), kapitalisme mempunyai aqidah (ide dasar) dan ide-ide cabang yang dibangun di atas aqidah tersebut. Aqidah di sini dipahami sebagai pemikiran menyeluruh (fikrah kulliyah) tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan, serta tentang apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta hubungan kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia.
Aqidah kapitalisme adalah pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme), sebuah ide yang muncul di Eropa sebagai jalan tengah antara dua ide ekstrem, yaitu keharusan dominasi agama (Katolik) dalam segala aspek kehidupan, dan penolakan total eksistensi agama (Katolik). Akhirnya, agama tetap diakui eksistensinya, hanya saja perannya dibatasi pada aspek ritual, tidak mengatur urusan kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Berbeda dengan Kapitalisme, Komunisme melihat 'kepemilikan individu' justru menjadi awal dari bencana. Mengapa? Karena pandangan hidup mereka, 'dialektika materialisme', meyakini bahwa
kepemilikan individu adalah sebuah bentuk eksploitasi kaum borjuis atas buruh, yang harus direbut (seperti yang terjadi pada revolusi Bolsheviks, Rusia 1917) lalu dihilangkan ... sehingga akhirnya tercipta masyarakat komunis. Seperti yang dinyatakan sendiri oleh Karl Marx dalam Communist Manifesto:
* In this sense, the theory of the Communists may be summed up in the single sentence: Abolition of private property (Communist Manifesto, Chapter 2).
Mana bisa anta se-enaknya punya ini itu, mau berhaji kapan maunya, atau umroh berkali-kali semaunya, ... semua diatur oleh negara ji". Sementara ia sedang menghirup kopinya, sayapun mulai menyela kuliahnya (pura-puranya), "Tapi ana denger-denger, ... banyak petinggi-petinggi partainya yang kehidupannya mewah", Abu Nawas buru-buru memotong, "ya ..namanya juga aturannya bikinan manusia Ji, ... dibikin khan buat ngenakin yang bikin peraturan".
Setelah menyalakan rokoknya, Abu Nawas melanjutkan celotehannya, "Kalau kita mau renungi sejenak soal hajat hidup orang, bahwa pengakuan terhadap kepemilikan individu akan berdampak pada berputarnya roda perekonomian dan terdistribusikannya pendapatan. Dengan asumsi ini, sangat sulit kita menerima konsep penghapusan kepemilikan individu ala Komunisme, ... coba anta pikir, ... ada orang yang mau kerja keras tapi tidak boleh memiliki lebih dari yang dibutuhkan? Bagaimana pun juga ini adalah ekonomi, dan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari konsep insentif. Namun tidak adanya pembatasan terhadap kepemilikan individu juga ada bahayanya, ... bisa-bisa bikin kaya orang yang udah kaya dan mempermiskin si miskin. Jadi yang kita perlukan dan butuhkan sebenarnya adalah regulasi properti, mana yg boleh dimiliki individu mana yang tidak boleh. Kalau di aqidah kita, ... kita khan kenal yang namanya milkiyyah ‘ammah (kepentingan umum).
Adalah ketentuan Allah SWT terhadap hal-hal yang wajib dimiliki secara bersama-sama dan tidak boleh dimiliki secara perseorangan. Konsep kepemilikan umum ini berdasarkan Hadist Rasulullah Saw. yang menjelaskan :
"Manusia berserikat (bersama-sama memiliki) dalam tiga hal: air, padang rumput (termasuk hutan) dan api (everything which flamable)". (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Maka Sumber Daya Alam (SDA) berupa kekayaan alam yang ada di dalam perut bumi (gas alam, minyak, bahan tambang), kekayaan laut, dan hutan. Termasuk juga berbagai fasilitas umum seperi jalan, tempat ibadah serta sarana publik lainnya. Maka Negara (Khilafah) tidak boleh menjadikan hal-hal tersebut sebagai komoditas, dan menyerahkannya kepada individu atau swasta. Hal ini sangat berbeda dengan Kapitalisme yang tidak mengenal konsep seperti ini, karena basis sistem ekonomi mereka adalah kepemilikan individu (private individuals and corporate firms). Semuanya boleh dimiliki secara privat dan dijadikan komoditas bisnis, apakah itu minyak bumi (dikelola Exxon, Shell, Caltex), bahan tambang (Freeport, Newmount), hutan (perusahaan HPH), ataupun jalan tol (perusahaan pengelola jalan tol), dan sebagainya.
Islam tidak membatasi banyaknya harta (kamiyah), Islam hanya membatasi cara-cara kita memperoleh harta tersebut (kaifiyah). Bandingkan dengan Kapitalisme yang hapir dapat dikatakan, eng'ga ada batasan gimana cara memperolehnya, mau bikin rumah judi (Las Vegas, Macao dsb), pabrik whiskey (Johnny Walker dsb), sampai-sampai ngeruk hasil bumi maupun kekayaan alam negara lain (penjajahan) dikerjain, ... dengan kata lain baik tata cara ataupun banyaknya harta yang bisa diperoleh. Berbeda lagi dgn Komunisme yang membatasi jumlah harta yang bisa dimiliki oleh individu, sebatas apa yang menjadi kebutuhannya (from each according to his ability, to each according to his needs).
Jadi, .. anta banyak fulus khan eng'ga dilarang dalam Islam, tapi cara anta mendapatkan fulusnya itu gimana? ... Ada rambu-rambu yang kita harus patuhi sesuai dengan aturan syariat kita (tidak asal dapat fulus saja). Misalnya, orang Islam buka usaha tempat maksiat (warung remang-remang jualan minuman keras dilengkapi dengan cewek-cewek seksi yang melayaninya), atau dagang narkoba yang walaupun bisnis itu bisa bikin kita cepet kaya/banyak fulusnya, tapi .. DILARANG DALAM ISLAM !, termasuk KORUPSI (nyolong duit rakyat). Sekarang udah mulai kelihatan khan benang merahnya? ...".
Abu Nawas kembali menghirup kopinya dan menghisap rokoknya dalam-dalam, saya pun ikut menyalakan rokok juga. "Nah kita balik sebentar ke negeri sono buat dapetin gambaran, kenapa orang Eropa uring-uringan", lanjut Abu Nawas, ... "seperti yang kita baca di buku-buku pelajaran anak-anak SMU, bahwa sistem politik di Eropa barat belakangan ini condong ke-sosialis demokrat, ... maksud ana adalah "sistem ekonomi kapitalis, dan sistem sosial ekonomi economic welfare". sisi negatif kapitalis di eropa barat sudah dibendung sejak beberapa tahun yang lalu dengan pembangunan sistem ekonomi mandiri yang sarat dengan tingkat jaminan sosial (economic welfare), hal ini yang membuat daya tahan dan daya beli serta daya kelola masayarakat miskin jauh lebih kuat dari kapitalis manapun. Orang Eropa memang lebih konservatif.
Kalau menurut berita-berita yang tersebar di berbagai media, .. Ekonomi AS jatuh disebabkan oleh masalah 'mortgages', ... tapi sebenanya bukan itu masalah utamanya. Masalah mortgage itu kira-kira seperti orang bisulan yang nunggu pecahnya saja, terus bisulnya kepencet. ... Masalah sesungguhnya adalah, ...
"kapitalis yang kebablasan (liberalisme habis-habisan)", yang kemudian disadarinya, bahwa sistem itu tidak selalu memenangkan daya tawar ekonomi mereka. Dibanding sebelum liberalisme di gembar-gemborkan di tahun 90-an, ... sesungguhnya AS jauh lebih baik keadaannya dari sekarang. Hal ini disadari oleh pemerintah Amrik belakangan, dan mereka mulai melakukan kontrol pasar seperrti jaman Reagan.
Bahwa kapitalisme dan liberalisme ternyata juga harus bergantung pada peran pemerintah untuk mendorong dan menjaga, juga melindungi pengusahanya. inilah yang baru disadari para pemikir kapitalis. .... Dilepas ke mekanisme pasar sepenuhnya jutru akan melahirkan pemangsa-pemangsa dan mangsa-mangsa alami, .. maksud ana, ... siapa yang kuat, cerdik bangrangkali ditambah licik, dia akan melahirkan monopolist-monopolist baru! Dan siapa yang paling mudah menjadi monopolist baru atau kapitalis kuat......dia adalah pengusaha yang dilindungi negaranya sebagai pertahanan garda terdepan. inilah sesungguhnya musuh dari kapitalisme murni, ... yakni kapitalis yang terproteksi."
"Ngomong-ngomong, ... mortgage itu apa sih ?", tanya saya kepada Abu Nawas. "oh itu, ... kalau yang ana baca di koran Jawa Pos (catatannya Dahlan Iskan), ... Kata “mortgage” berasal dari istilah hukum dalam bahasa Prancis. Artinya: matinya sebuah ikrar. Itu agak berbeda dari kredit rumah. Dalam mortgage, anta mendapat kredit. trus, anta memiliki rumah. Rumah itu anta serahkan kepada pihak yang memberi kredit. Anta boleh menempatinya selama cicilan Anta belum lunas. Karena rumah itu bukan milik anta, ... dan begitu pembayaran mortgage macet, rumah itu otomatis tidak bisa anta tempati. Sejak awal ada ikrar bahwa itu bukan rumah anta. Maka, ketika anta tidak membayar cicilan, ikrar itu dianggap mati. Dengan demikian, anta harus langsung pergi dari rumah tersebut. Jadi dengan kata lain, ... "matinya sebuah ikrar", lebih cocok dipakai daripada perjanjian/kontrak kredit, karena artinya memberikan perintah kepada trustee (pihak yang netral bukan bagian dari pihak lender maupun borrower). Apabila borrower (trustor) gagal dalam membayar kreditnya, maka Lender (beneficiary) akan meminta trustee untuk menyita property tersebut, dan trustee akan melakukan perintah dari Lender sesuai dengan prosedur yg tercantum dalam mortgage tersebut (serupa tapi tak sama dengan KPR.pen).
Tanpa terasa waktu sudah menunjukan jam 03.10, dan tamu-tamu KRC sudah mulai berdatangan untuk makan sahur, ... ada yang makan di KR dan ada yang di bungkus untuk disantap bersama keluarga dirumah, ... dan mau tidak mau obrolan kita jadi terhenti. Sebelum Abu Nawas pulang, saya sempat menyiapkan masakan kesukaannya, yaitu Nasi Goreng Gila untuk dibawa pulang. Sambil menunggu selesai masakannya, saya sempat melontarkan lagi sebuah pertanyaan, ... "Beberapa waktu yang lalu ana sempat baca di koran, ... Bank investasi raksasa Lehman Brothers yang sudah berusia 158 thn AMBRUK ! (tgl. 15/09/08 dinyatakan bangkrut). Dan lembaga keuangan lainnya ikut-ikutan terkapar kena imbasnya, ribuan investor di AS stress karena fulusnya raib, berikut fulusnya para pensiunan yang diinvestasikan menguap, katanya ada sekitar dua triliun dollar, ditambah puluhan ribu karyawan kehilangan pekerjaan melengkapi tingginya tingkat pengangguran di AS, ditambah ada kurang lebih 2.5 juta orang Amerika rumahnya disita karena tidak mampu membayar cicilan. Itu artinya apa?".
"Anta nanyanya yang jawabannya ng'ga bisa sepotong-sepotong sih, ... kalau ana jawab sepotong, ... pasti anta tambah lagi pertanyaan susulan, seperti orang antri minyak tanah. ... Besok lagi aja deh, ... InsyaAllah ana datang lagi kesini ... "
Akhirnya, ... kita sepakat untuk melanjutkan obrolan imajiner saya dengan Abu Nawas esok hari, sambil sekalian nemenin saya begadang sampai sahur di Kantin Rasamala Cyberzone.
Semoga obrolan di bulan ramadhan ini ada manfaatnya buat sekedar nambah-nambah pengetahuan bagi yang belum tahu, dan bagi yang sudah tahu atau yang lebih tahu, saya harapkan koreksinya dan mau berbagi ilmunya di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan maghfiroh ini.(HUH-31/09/09)
Bersambung .........
Salam,
H. Umar Hapsoro Ishak - Shohib imajinernya Abu Nawas.
Sekilas tentang Abu NawasMenurut cerita, Abu Nawas orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz meninggal pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan Kufa. Di sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan orang-orang Badui Padang Pasir. Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa Arab dan adat istiadat dan kegemaran orang Arab. Ia juga pandai bersyair, berpantun dan menyanyi. Ia sempat pulang ke negerinya, namun pergi lagi ke Baghdad bersama ayahnya, keduanya menghambakan diri kepada Sultan Harun Al Rasyid Raja Baghdad.
Tags: krisis global