Obrolan Abu Nawas - Soal Krisis Ekonomi Global (2)

Malam ini, kembali Abu Nawas muncul untuk melanjutkan obrolan kita kemarin yang terhenti soal Krisis Ekonomi Global. Seakan sudah tahu apa yang akan saya tanyakan malam ini, ia langsung membuka obrolan, "hehehe, ... anta pasti mau nagih penjelasan ana soal 'Bank investasi raksasa Lehman Brothers AMBRUK ! diikuti lembaga keuangan lainnya terkapar kena imbasnya, ribuan investor di AS stress karena fulusnya raib, berikut fulusnya para pensiunan yang diinvestasikan menguap, ditambah puluhan ribu karyawan jadi pengangguran di AS, ditambah ada kurang lebih 2.5 juta orang Amerika rumahnya disita karena tidak mampu membayar cicilan, .. itu kenapa?', ... tenang Ji ana belum pikun koq". Saya pun tersenyum, seraya menyodorkan rokok kegemarannya (merknya rahasia, kecuali mau jadi sponsor ...hehehe). Tanpa berlama-lama lagi, ia pun memulai obrolan kita.

"Seperti yang ana jelasin kemarin, bahwa ... Ekonomi AS jatuh disebabkan oleh masalah 'mortgages', ... tapi sebenanya bukan itu masalah utamanya. Masalah mortgage itu kira-kira seperti orang bisulan yang nunggu pecahnya saja, terus bisulnya kepencet. ... Masalah sesungguhnya adalah, ... ,"kapitalis yang kebablasan (liberalisme habis-habisan)" krisis surat berharga perumahan Amerika Serikat (the U.S. subprime mortgage crisis) yang terjadi sejak Juli 2007 dan telah mengimbas ke seluruh pelosok dunia. Malahan menurut Alan Greenspan, mantan kepala Bank Sentral AS, menyebut krisis keuangan dunia saat ini sebagai kejadian yang terjadi sekali dalam 100 tahun. Bangkrutnya Lehman brothers tercatat sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah korporasi AS. si Alan juga bilang, .. 'Fasten your seat belt, we’re facing the global financial crisis!'.

Nah sekarang kita ngobrolnya yang gampang-gampang aja deh, ... Secara sederhana, sistem perusahaan keuangan yang dikenal sebagai Bank di AS hanya ada 2 yaitu Commercial Bank (Bank Umum seperti Citibank, Bank Chase Manhattan Bank, dsb) dan yang satu lagi adalah Investment Bank (Meryll Lynch, Lehaman Brothers dsb).

'Krisis subprime mortagage' di Amrik terjadi akibat dari kegiatan Investment Bank (bukan Commercial Bank). Bank-bank dengan kategori Commercial Bank kena imbasnya karena kebijakan sebagai bank umum di beberapa negara terlampau longgar.

Bank Indonesia di negara kita sangat melarang Commercial Bank untuk beli saham, beli komoditi tertentu (kelapa sawit dsb). Commercial Bank di luar negeri khususnya di Amrik dapat beli saham atau surat berharga (commercial paper, certificate of deposit, notes dsb) atau beberapa produk keuangan yang diciptakan oleh Investment Bank (derivative product seperti Currency Swap, Option, Forward Rate Agreement, dsb).

Produk Investment Bank itu sangat dikenal sebagai produk yang dijuluki, "Zero Sum Game" (you will loose or you will gain). Maksudnya adalah satu pihak yang akan rugi dan ada satu pihak yang akan untung karena transaksi itu. Transaksi Investment Bank itu tidak ada jaminan atau kolateral.

Kalau kita pinjam kredit uang untuk usaha di Commercial Bank seperti di Chase Manhattan Bank, Citibank dan sebagainya pasti akan dimintai jaminan, apakah bentuknya itu Rumah, Deposito, Tanah atau Pabrik. Nah kalo kredit kita macet, jaminan nya diambil/disita khan?.

Investment Bank begitu transaksi nya rugi tidak ada jaminan yang bisa diambil, karenanya, .. kerugiannya ditanggung oleh perusahaan itu sendiri, makanya Meryll Lynch, Lehman Brothers rugi besar karena modal perusahaan dipakai untuk menanggung kerugian transaksinya. Kalo modalnya abis-abisan, yang mau disita paling-paling kolor si bosnya.

Itu khan mulainya kira-kira begini: Pada 1990-an bank-bank di Eropa umumnya kelebihan dana. Artinya, terlalu banyak uang deposito milik masyarakat yang ditaruh di bank-bank Eropa. Orang Eropa memang lebih konservatif. Tidak terlalu senang spekulasi bermain saham. Ini berarti bank harus membayar bunga deposito kepada masyarakat terlalu banyak. Maka, bank-bank Eropa mencari akal sekuat tenaga untuk memutar uang tersebut agar bisa menghasilkan bunga lebih besar.

Orang Amrik salah satunya yang namanya Joseph J. Cassano, melihat persoalan bank-bank Eropa ini adalah peluang buat dapetin fulus gampang, dan Cassano juga tahu lembaga-lembaga keuangan di AS lagi kesulitan fulus karena banyaknya kredit perumahan yang macet (subprime mortgage). kalau yang ana baca dari catatannya Dahlan Iskan (CEO Jawa Pos), .. Nama Cassano amat top di Eropa dalam pengertian yang negatif. Cassano memang orang New York, tapi berkantor di London, Inggris. Hebatnya, kantor pusatnya di New York sangat bergantung padanya. Bahkan, ada yang menggambarkan, kantor pusat AIG (American International Group), perusahaan asuransi terbesar di dunia di New York itu sudah bertekuk lutut pada anak perusahaannya atau unit usahanya di London yang di bawah komando Cassano ini. Malahan ada yang bilang si Cassano inilah yang membuat AIG runtuh dan memaksa pemerintah Amerika Serikat mengambil alih 85 persen saham AIG dengan cara menyuntikkan dana ke AIG USD 85 miliar, hampir sama dengan nilai seluruh APBN kita. Lucu khan? ... negara yang mengagung-agungkan pasar bebas akhirnya ikut nyuntik fulus (intervensi) ke pasar, .. jadi orang-orang politik di negeri ini yang menebar isu anti neolib, ... sebenarnya jadi lebih lucu lagi kita dengernya (mereka denger berita atau baca koran ng'ga ya?.pen).

Kita lanjut Ji, .... Bank-bank Eropa melihat situasi di AS itu seperti menghadapi madu dan racun. Apalagi, jaringan Cassano sangat agresif menggoda mereka. Di satu pihak bank-bank Eropa sangat ingin menyalurkan kelebihan dananya ke sana karena iming-iming suku bunga yang sangat menggiurkan. Di lain pihak bank-bank Eropa itu takut lantaran agunan yang diterima adalah rumah-rumah yang berasal dari sitaan kredit macet. Padahal, harga rumah-rumah itu sudah jauh lebih rendah daripada nilai kredit yang macet.

Yang paling ditakutkan bank-bank Eropa adalah: jangan sampai melanggar aturan bank internasional yang disebut Basel II, terutama menyangkut kecukupan modal. Dalam aturan itu disebutkan bahwa setiap memberikan kredit, bank harus meningkatkan modal yang disimpan di penjaminan. Semakin kurang berkualitas kredit itu semakin tinggi nilai modal penjaminannya. Bank-bank di Eropa tahu kalau sampai mereka memberikan kredit yang dikaitkan dengan subprime mortgage, konsekuensi permodalannya sangat berat.

Di saat seperti itulah Cassano datang dengan resep yang dianggap bisa membersihkan racun dari madu. Bank-bank Eropa bisa menikmati bunga tinggi yang ditawarkan Cassano tanpa harus meneguk racunnya. Yakni, menggunakan resep bikinan Cassano yang disebut credit default swaps (CDS) tadi. Bank-bank Eropa bisa meminjamkan uang kepada lembaga-lembaga keuangan besar di AS seperti Lehman Brothers, Goldman Sachs, dan seterusnya dengan swaps atau jaminan atau perlindungan dari AIG.

Dengan resep dari Cassano ini, bank-bank Eropa bisa berkelit dari kewajiban penyetor modal penjaminan tambahan seperti yang diatur dalam Basel II. Untuk itu bank-bank Eropa memang harus membayar fee yang besar kepada AIG. Sebagai bandingan, kalau untuk fasilitas credit equity swaps (CES) fee-nya maksimum hanya 100 basis poin, untuk CDS ini AIG minta fee sampai 500 basis poin. Meski harus membayar fee kepada AIG yang sangat besar, bank-bank Eropa merasa aman.

Lehman Brothers bangkrut antara lain, karena 60 miliar dollar AS dana dari investor, yang dipercayakan kepada Lehman, dialokasikan ke sektor perumahan AS. Investasi ke sektor perumahan itu terjebak kemacetan. Lehman dimintai tanggung jawab oleh para investor. Kegagalan memenuhi kewajiban itu membuat klien Lehman Brothers melepas surat-surat berharga yang diterbitkan Lehman yang menyebabkan arus kas mengering. Lehman mengajukan permohonan kebangkrutan pada 15 September untuk menghindari gugatan kreditor. Dengan permohonan itu, Lehman lepas dari tanggung jawab hukum dan dilikuidasi. Aset yang tersisa akan dipakai membayari utang-utang yang tidak memadai. (kompas, 08/10/08)

Itulah gara-gara resepnya Cassano yang disebut credit default swaps (CDS) tadi - “perlindungan terhadap kredit gagal bayar”. Dan Eropa korban terparah, karena bank-banknya minjemin fulusnya ke lembaga-lembaga keuangan besar di AS, antara lain ke Lehman Brothers, Goldman Sachs, dan seterusnya dengan swaps atau jaminan atau perlindungan dari perusahaan2 dengan rating AAA, seperti AIG, yang jaminannya adalah kredit-kredit gagal bayar tadi seperti yang berasal dari 'subprime mortgage', yang sebenarnya mereka juga udah tau, bahwa resiko subprime mortage lebih tinggi, karenanya bunga yang dikenakan kepada peminjam juga lebih tinggi. Sekarang anta bayangin aja, ... ada orang yang lebih susah bayar utang, tapi harus membayar bunga yang lebih tinggi. Nah tuh khan, ... surat utang rumah dari pengutang yang sebenarnya ng'ga layak dapat kredit di jadikan anggunan, itulah ekonomi kapitalis, ... yang penting dapet fulus, mau riba atau bukan eng'ga soal.

Ini yang ana maksud, bahwa harta hanya berputar di kalangan tertentu dalam bentuk Derivatif dan The Bubble Economy . Derivativasi dalam bentuk modern - seperti obligasi kolateral dari hutang (collateralised debt obligations), obligasi hutang pembelian rumah (mortgage debt obligations), penukaran kredit jatuh tempo (credit default swaps) - semuanya merupakan sumber terjadinya kegagalan kredit. Filsafat pemikiran yang mendasari pertumbuhan derivativasi adalah asumsi teoritis bahwa resiko bisa dipindahkan ke lembaga lain yang mampu mengatasinya. Pada prakteknya, Warren Buffet menunjukkan beberapa tahun yang lalu bahwa derivativasi tidak lain adalah bentuk senjata keuangan penghancur massal. Semua lembaga yang akhirnya bangkrut termakan oleh asumsi tersebut dimana mereka berharap mengambil keuntungan dengan mentransfer resiko ke lembaga lainnya. Namun fakta yang terjadi adalah mereka justru menumpuk sebatas kertas-kertas tidak bernilai yang memicu timbulnya kerugian yang sangat besar. Ini semua membuka kedok Kapitalisme yang kebabablasan, yang mempropagandakan praktik-praktik keuangan semacam ini.

Hukum subprime mortgage dalam perpektif ekonomi syariah adalah haram. Ada beberapa pelanggaran syariah dalam masalah subprime mortgage ini, antara lain :

Pertama, Utang piutang dengan sistem ribawi. Ini jelas keharamannya berdasakan Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2:275-279).

Kedua, Barang jaminan uang piutang dengan barang yang ditransaksikan."

Dengan termangu-mangu saya menyimak penjelasan Abu Nawas bak pengamat yang sering nongol di tipi, ... " wah anta bisa di tanggap di tipi nih kalau kedengeran orang tipi", seloroh saya kepada Abu Nawas.

"hehehe, .. bisa aja anta Ji, .... mana mau tipi nanggap ana yang title ng'ga serenceng, atau ada embel-embelnya fulitisi", sela Abu Nawas menganggapi banyolan saya.

"Tapi dari tadi anta ngomongin mortgage atau subprime mortgage, ... itu makanan apa sih?", saya pun kembali mengajukan pertanyaan kepada Abu Nawas.

"Tuh khan .... lagi-lagi anta nanyanya yang memerlukan jawaban panjang, ... besok lagi aja deh, ana udah ngantuk nih", Jawab Abu Nawas.

Lagi-lagi obroran santai dengan shohib imajiner saya kembali terputus, dan InsyaAllah akan dilanjutkan kembali esok hari, sambil sekalian nemenin saya begadang sampai sahur di Kantin Rasamala Cyberzone.

Semoga obrolan di bulan ramadhan ini ada manfaatnya buat sekedar nambah-nambah pengetahuan bagi yang belum tahu, dan bagi yang sudah tahu atau yang lebih tahu, saya harapkan koreksinya dan mau berbagi ilmunya di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan maghfiroh ini.(HUH-03/09/09)

Bersambung .........


Salam,

H. Umar Hapsoro Ishak - Shohib imajinernya Abu Nawas.
Sekilas tentang Abu Nawas ;

Abu Nawas orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz meninggal pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan Kufa. Di sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan orang-orang Badui Padang Pasir. Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa Arab dan adat istiadat dan kegemaran orang Arab. Ia juga pandai bersyair, berpantun dan menyanyi. Ia sempat pulang ke negerinya, namun pergi lagi ke Baghdad bersama ayahnya, keduanya menghambakan diri kepada Sultan Harun Al Rasyid Raja Baghdad.

Obrolan Abu Nawas - Soal Krisis Ekonomi Global (1)

"Hei Ji, .. anta buka sampe saur?", ... seru shohib imajiner ana Abu Nawas ketika kebetulan lewat di depan Kantin Rasamala Cyberzone (KRC) sore-sore ba'da ashar. Sambil beres-beres ana menjawab singkat, "anta mau nemenin ana begadang?". Dengan gayanya yang khas, si Abu Nawas menjawab, "hehehe... di jawab belon, udah nanya balik, ... sejak kapan tukang nasi ketularan penyakit orang gedean?". Tuh khan, ... dia balik bertanya lagi, ... kita jangan terkecoh sama si Abu Nawas ini, dibalik penampilannya yang nampak lugu dan bersahaja, sesungguhnya dia amat peka dengan apa yang terjadi disekelilingnya. "hahaha ... belajar dikit-dikit lah", sahut saya seraya menghampirinya untuk berjabatan tangan dengan berpelukan seperti kebiasaan kami lakukan bila bertemu.

Setelah saling menanyakan keadaan, sayapun melanjutkan tegur-sapa tadi, ... "ana semalam dengerin diskusi bos-bos yang ngobrol disini (KRC) soal krisis ekonomi global, yang katanya gara-garanya orang-orang Amrik, dan yang jadi korban kebanyakan orang-orang Eropa, ... koq bisa ya. Padahal khan mereka shohib?", saya mulai membuka obrolan dengan si Abu Nawas. "Wah, .... itu sih ceritanya panjang, ... eng'ga bisa kalau kita ngebahasnya sepotong-sepotong. Nanti malam aja deh, .. setelah urusan kita beres semua, baru enak kita ngobrolnya", sela Abu Nawas. Kamipun berpisah, dan janjian malam nanti setelah taraweh dan urusan dirumahnya beres, si Abu Nawas mau datang ke KRC.

Lewat tengah malam Abu Nawas pun muncul di KRC, dan ia langsung duduk ditempat biasa yang sering ia duduki dengan bersandar sambil menjulurkan kakinya dengan santai. Dihadapannya sudah tersedia secangkir kopi dan teh manis ditemani dengan panganan kecil, .. tentu saja tidak lupa rokok kegemarannya juga telah tersedia. Setelah bersenda-gurau sebentar, Abu Nawas mulai membuka pertanyaanya, "Anta tadi sore nanya kenapa ada krisis ekonomi global ya ?", ... "iya benar" sahut saya.

"karena anta nyinggung soal ekonomi global, ada baiknya kita mulai dulu dari yang namanya sistem ekonomi yang dianut disana (western), ... kebeneran ana ngumpulin berita-berita dari beberapa sumber, ... tadinya maksud ana ngumpulin berita-berita ini buat asal tau saja, .. tapi koq lama-lama ana perhatikan imbas krisisnya ini kemana-mana", Abu Nawas mulai membuka obrolannya. "Trus kenapa Eropa uring-uringan sama Amrik soal ini?, gitu khan maksud anta nanya ke ana tadi sore?", lanjut Abu Nawas. "iya ... benar", sahut saya.

"Nah kita mulai nengok ke Sistem ekonomi 'Kapitalis' yang dianut oleh dihampir semua negara Barat dulu aja ya, kebetulan ana bawa catetannya nih, ... katanya, sistem ekonomi ini disusun berdasarkan pandangan hidup sekuler (seperation of church and state), yg melahirkan faham 'liberal', .. dimana manusia berhak hidup bebas tanpa perlu tunduk oleh ketentuan agama, maupun aspek politik, sosial, ekonomi, dll. Jadi, ... kebebasan dalam konteks ekonomi ini bertumpu kepada dijaminnya kebebasan dalam kepemilikan individu, sbb;
* Capitalism is an economic system in which wealth, and the means of producing wealth, are privately owned and controlled rather than state owned and controlled (Arleen J. Hoag, John H. Hoag. Introductory Economics. World Scientific, 2006. pp 43-44).

Menurut Kapitalisme, ... "kebebasan dalam kepemilikan individu adalah sebuah keniscayaan". Memang Kapitalisme mengakui kepemilikan umum yang biasanya identik dengan kepemililikan negara, namun itu minim sekali. Oleh karenanya, privatisasi dan cabut subsidi-seperti yang dirasakan di Indonesia sekarang ini, itu kayaknya sudah jadi kiblatnya ekonomi yang wajib di-ikuti.

Sebagai sebuah ideologi (Arab : mabda’), kapitalisme mempunyai aqidah (ide dasar) dan ide-ide cabang yang dibangun di atas aqidah tersebut. Aqidah di sini dipahami sebagai pemikiran menyeluruh (fikrah kulliyah) tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan, serta tentang apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta hubungan kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia.

Aqidah kapitalisme adalah pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme), sebuah ide yang muncul di Eropa sebagai jalan tengah antara dua ide ekstrem, yaitu keharusan dominasi agama (Katolik) dalam segala aspek kehidupan, dan penolakan total eksistensi agama (Katolik). Akhirnya, agama tetap diakui eksistensinya, hanya saja perannya dibatasi pada aspek ritual, tidak mengatur urusan kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya.

Berbeda dengan Kapitalisme, Komunisme melihat 'kepemilikan individu' justru menjadi awal dari bencana. Mengapa? Karena pandangan hidup mereka, 'dialektika materialisme', meyakini bahwa kepemilikan individu adalah sebuah bentuk eksploitasi kaum borjuis atas buruh, yang harus direbut (seperti yang terjadi pada revolusi Bolsheviks, Rusia 1917) lalu dihilangkan ... sehingga akhirnya tercipta masyarakat komunis. Seperti yang dinyatakan sendiri oleh Karl Marx dalam Communist Manifesto:

* In this sense, the theory of the Communists may be summed up in the single sentence: Abolition of private property (Communist Manifesto, Chapter 2).

Mana bisa anta se-enaknya punya ini itu, mau berhaji kapan maunya, atau umroh berkali-kali semaunya, ... semua diatur oleh negara ji". Sementara ia sedang menghirup kopinya, sayapun mulai menyela kuliahnya (pura-puranya), "Tapi ana denger-denger, ... banyak petinggi-petinggi partainya yang kehidupannya mewah", Abu Nawas buru-buru memotong, "ya ..namanya juga aturannya bikinan manusia Ji, ... dibikin khan buat ngenakin yang bikin peraturan".

Setelah menyalakan rokoknya, Abu Nawas melanjutkan celotehannya, "Kalau kita mau renungi sejenak soal hajat hidup orang, bahwa pengakuan terhadap kepemilikan individu akan berdampak pada berputarnya roda perekonomian dan terdistribusikannya pendapatan. Dengan asumsi ini, sangat sulit kita menerima konsep penghapusan kepemilikan individu ala Komunisme, ... coba anta pikir, ... ada orang yang mau kerja keras tapi tidak boleh memiliki lebih dari yang dibutuhkan? Bagaimana pun juga ini adalah ekonomi, dan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari konsep insentif. Namun tidak adanya pembatasan terhadap kepemilikan individu juga ada bahayanya, ... bisa-bisa bikin kaya orang yang udah kaya dan mempermiskin si miskin. Jadi yang kita perlukan dan butuhkan sebenarnya adalah regulasi properti, mana yg boleh dimiliki individu mana yang tidak boleh. Kalau di aqidah kita, ... kita khan kenal yang namanya milkiyyah ‘ammah (kepentingan umum).

Adalah ketentuan Allah SWT terhadap hal-hal yang wajib dimiliki secara bersama-sama dan tidak boleh dimiliki secara perseorangan. Konsep kepemilikan umum ini berdasarkan Hadist Rasulullah Saw. yang menjelaskan :

"Manusia berserikat (bersama-sama memiliki) dalam tiga hal: air, padang rumput (termasuk hutan) dan api (everything which flamable)". (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Maka Sumber Daya Alam (SDA) berupa kekayaan alam yang ada di dalam perut bumi (gas alam, minyak, bahan tambang), kekayaan laut, dan hutan. Termasuk juga berbagai fasilitas umum seperi jalan, tempat ibadah serta sarana publik lainnya. Maka Negara (Khilafah) tidak boleh menjadikan hal-hal tersebut sebagai komoditas, dan menyerahkannya kepada individu atau swasta. Hal ini sangat berbeda dengan Kapitalisme yang tidak mengenal konsep seperti ini, karena basis sistem ekonomi mereka adalah kepemilikan individu (private individuals and corporate firms). Semuanya boleh dimiliki secara privat dan dijadikan komoditas bisnis, apakah itu minyak bumi (dikelola Exxon, Shell, Caltex), bahan tambang (Freeport, Newmount), hutan (perusahaan HPH), ataupun jalan tol (perusahaan pengelola jalan tol), dan sebagainya.

Islam tidak membatasi banyaknya harta (kamiyah), Islam hanya membatasi cara-cara kita memperoleh harta tersebut (kaifiyah). Bandingkan dengan Kapitalisme yang hapir dapat dikatakan, eng'ga ada batasan gimana cara memperolehnya, mau bikin rumah judi (Las Vegas, Macao dsb), pabrik whiskey (Johnny Walker dsb), sampai-sampai ngeruk hasil bumi maupun kekayaan alam negara lain (penjajahan) dikerjain, ... dengan kata lain baik tata cara ataupun banyaknya harta yang bisa diperoleh. Berbeda lagi dgn Komunisme yang membatasi jumlah harta yang bisa dimiliki oleh individu, sebatas apa yang menjadi kebutuhannya (from each according to his ability, to each according to his needs).

Jadi, .. anta banyak fulus khan eng'ga dilarang dalam Islam, tapi cara anta mendapatkan fulusnya itu gimana? ... Ada rambu-rambu yang kita harus patuhi sesuai dengan aturan syariat kita (tidak asal dapat fulus saja). Misalnya, orang Islam buka usaha tempat maksiat (warung remang-remang jualan minuman keras dilengkapi dengan cewek-cewek seksi yang melayaninya), atau dagang narkoba yang walaupun bisnis itu bisa bikin kita cepet kaya/banyak fulusnya, tapi .. DILARANG DALAM ISLAM !, termasuk KORUPSI (nyolong duit rakyat). Sekarang udah mulai kelihatan khan benang merahnya? ...".

Abu Nawas kembali menghirup kopinya dan menghisap rokoknya dalam-dalam, saya pun ikut menyalakan rokok juga. "Nah kita balik sebentar ke negeri sono buat dapetin gambaran, kenapa orang Eropa uring-uringan", lanjut Abu Nawas, ... "seperti yang kita baca di buku-buku pelajaran anak-anak SMU, bahwa sistem politik di Eropa barat belakangan ini condong ke-sosialis demokrat, ... maksud ana adalah "sistem ekonomi kapitalis, dan sistem sosial ekonomi economic welfare". sisi negatif kapitalis di eropa barat sudah dibendung sejak beberapa tahun yang lalu dengan pembangunan sistem ekonomi mandiri yang sarat dengan tingkat jaminan sosial (economic welfare), hal ini yang membuat daya tahan dan daya beli serta daya kelola masayarakat miskin jauh lebih kuat dari kapitalis manapun. Orang Eropa memang lebih konservatif.

Kalau menurut berita-berita yang tersebar di berbagai media, .. Ekonomi AS jatuh disebabkan oleh masalah 'mortgages', ... tapi sebenanya bukan itu masalah utamanya. Masalah mortgage itu kira-kira seperti orang bisulan yang nunggu pecahnya saja, terus bisulnya kepencet. ... Masalah sesungguhnya adalah, ... "kapitalis yang kebablasan (liberalisme habis-habisan)", yang kemudian disadarinya, bahwa sistem itu tidak selalu memenangkan daya tawar ekonomi mereka. Dibanding sebelum liberalisme di gembar-gemborkan di tahun 90-an, ... sesungguhnya AS jauh lebih baik keadaannya dari sekarang. Hal ini disadari oleh pemerintah Amrik belakangan, dan mereka mulai melakukan kontrol pasar seperrti jaman Reagan.

Bahwa kapitalisme dan liberalisme ternyata juga harus bergantung pada peran pemerintah untuk mendorong dan menjaga, juga melindungi pengusahanya. inilah yang baru disadari para pemikir kapitalis. .... Dilepas ke mekanisme pasar sepenuhnya jutru akan melahirkan pemangsa-pemangsa dan mangsa-mangsa alami, .. maksud ana, ... siapa yang kuat, cerdik bangrangkali ditambah licik, dia akan melahirkan monopolist-monopolist baru! Dan siapa yang paling mudah menjadi monopolist baru atau kapitalis kuat......dia adalah pengusaha yang dilindungi negaranya sebagai pertahanan garda terdepan. inilah sesungguhnya musuh dari kapitalisme murni, ... yakni kapitalis yang terproteksi."

"Ngomong-ngomong, ... mortgage itu apa sih ?", tanya saya kepada Abu Nawas. "oh itu, ... kalau yang ana baca di koran Jawa Pos (catatannya Dahlan Iskan), ... Kata “mortgage” berasal dari istilah hukum dalam bahasa Prancis. Artinya: matinya sebuah ikrar. Itu agak berbeda dari kredit rumah. Dalam mortgage, anta mendapat kredit. trus, anta memiliki rumah. Rumah itu anta serahkan kepada pihak yang memberi kredit. Anta boleh menempatinya selama cicilan Anta belum lunas. Karena rumah itu bukan milik anta, ... dan begitu pembayaran mortgage macet, rumah itu otomatis tidak bisa anta tempati. Sejak awal ada ikrar bahwa itu bukan rumah anta. Maka, ketika anta tidak membayar cicilan, ikrar itu dianggap mati. Dengan demikian, anta harus langsung pergi dari rumah tersebut. Jadi dengan kata lain, ... "matinya sebuah ikrar", lebih cocok dipakai daripada perjanjian/kontrak kredit, karena artinya memberikan perintah kepada trustee (pihak yang netral bukan bagian dari pihak lender maupun borrower). Apabila borrower (trustor) gagal dalam membayar kreditnya, maka Lender (beneficiary) akan meminta trustee untuk menyita property tersebut, dan trustee akan melakukan perintah dari Lender sesuai dengan prosedur yg tercantum dalam mortgage tersebut (serupa tapi tak sama dengan KPR.pen).

Tanpa terasa waktu sudah menunjukan jam 03.10, dan tamu-tamu KRC sudah mulai berdatangan untuk makan sahur, ... ada yang makan di KR dan ada yang di bungkus untuk disantap bersama keluarga dirumah, ... dan mau tidak mau obrolan kita jadi terhenti. Sebelum Abu Nawas pulang, saya sempat menyiapkan masakan kesukaannya, yaitu Nasi Goreng Gila untuk dibawa pulang. Sambil menunggu selesai masakannya, saya sempat melontarkan lagi sebuah pertanyaan, ... "Beberapa waktu yang lalu ana sempat baca di koran, ... Bank investasi raksasa Lehman Brothers yang sudah berusia 158 thn AMBRUK ! (tgl. 15/09/08 dinyatakan bangkrut). Dan lembaga keuangan lainnya ikut-ikutan terkapar kena imbasnya, ribuan investor di AS stress karena fulusnya raib, berikut fulusnya para pensiunan yang diinvestasikan menguap, katanya ada sekitar dua triliun dollar, ditambah puluhan ribu karyawan kehilangan pekerjaan melengkapi tingginya tingkat pengangguran di AS, ditambah ada kurang lebih 2.5 juta orang Amerika rumahnya disita karena tidak mampu membayar cicilan. Itu artinya apa?".

"Anta nanyanya yang jawabannya ng'ga bisa sepotong-sepotong sih, ... kalau ana jawab sepotong, ... pasti anta tambah lagi pertanyaan susulan, seperti orang antri minyak tanah. ... Besok lagi aja deh, ... InsyaAllah ana datang lagi kesini ... "

Akhirnya, ... kita sepakat untuk melanjutkan obrolan imajiner saya dengan Abu Nawas esok hari, sambil sekalian nemenin saya begadang sampai sahur di Kantin Rasamala Cyberzone.

Semoga obrolan di bulan ramadhan ini ada manfaatnya buat sekedar nambah-nambah pengetahuan bagi yang belum tahu, dan bagi yang sudah tahu atau yang lebih tahu, saya harapkan koreksinya dan mau berbagi ilmunya di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan maghfiroh ini.(HUH-31/09/09)

Bersambung .........


Salam,

H. Umar Hapsoro Ishak - Shohib imajinernya Abu Nawas.
Sekilas tentang Abu Nawas

Menurut cerita, Abu Nawas orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz meninggal pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan Kufa. Di sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan orang-orang Badui Padang Pasir. Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa Arab dan adat istiadat dan kegemaran orang Arab. Ia juga pandai bersyair, berpantun dan menyanyi. Ia sempat pulang ke negerinya, namun pergi lagi ke Baghdad bersama ayahnya, keduanya menghambakan diri kepada Sultan Harun Al Rasyid Raja Baghdad.
Tags: krisis global